Salah satu analisis yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah
regresi linier berganda. yaitu suatu analisis regresi yang mengujikan
adanya pengaruh dua atau lebih varibel variabel bebas/ variabel indepen /
(variabel x) terhadap satu variabel dependen (Y).
Kenapa model regresi lionier lebih banyak dipakai? ada beberapa alasan,
salah satu satu model linier merupakan model yang model yang paling
model dipahami dibanding teori model nonlinier. selain itu model linier
merupakan dasar dari asumsi data normal. namun ternyata pembentukan
model linier berganda tidak sesederhana model regresi linier sederhana
yang hanya melibatkan satu variabel x kepada satu variabel y.
salah satu kendala besar dalam membentuk model regresi linier berganda
adalah adanya 4 asumsi klasik yang harus dipenuhi. secara sederhana,
asumsi di sini dapat diartikan sebagai syarat bahwa model regresi yang
terbentuk merupakan model yang benar dan bisa dipakai secara tepat. bila
ada satu asumsi yang belum lolos alias terkena masalah maka model
regresi yang dibuat dapat dikatakn belum bisa mengestimasi pengaruh
variabel independen terhadap variabel terikat secara tepat.
Asumsi pertama yang pertama adalah, normalitas residual.
kesalahan yang biasa terjadi adalah banyak peneliti mengira normalitas
yang dimaksud adalah normalitas data, padahal dalam regresi linier
normalitas yang dimaksud adalah normalitas residual. setelah menyadari
kesalahannya akhirnya peneliti semakin bingung karena untuk menampilkan
nilai residual regresi yang dibuat masih bingung...apalagi sampai
menguji normalitas. dan paling parahnya setelah bisa menguji normalitas
residual , ternyata hasilnya tidak normal. apa yang harus dilakukan agar
bisa lolos normalitas?
Asumsi regresi kedua, multikolinieritas, multikolinieritas
sederhananya adalah menghindari hubungan linier antara variabel
independen. sehingga bila ada hubungan linier antara variabel x1
terhadap x2 maka dapat dipastikan model regresi bergandanya akan bias
dan tidak bisa digunakan. pengujian kasus multikolinieritas dapat
digunakan nilai VIF. walaupun sederhana, namun masalah ini akan
membingungkan ketika terjadi kasus multikolinieritas . secara teoritis,
bila terjadi kasus multikolinieritas maka direkomendasikan agar variabel
yang multikolinieritas harus dibuang dari model. masalahnya bagaimana
bila varaibel yang harus dibuang tersebut adalah variabel yang sangat
penting yang tidak mungkin dibuang dari model?
Asumsi regresi berganda ketiga adalah autokorelasi, yaitu adanya
kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar
pengamatan (observasi),yaitu berbentuk observasi deret waktu. Untuk
data-data tertentu asumsi autokorelasi bisa disingkirkan dari kewajiban
uji. namun yang paling berat adalah bila ternyata terdapat kasus
autokorelasi namun terlalu kuat. apa solusinya?
Terakhir adalah asumsi heterokedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi.. menurut saya teknik uji heterokedastisitas yang paling
sederhana adalah uji Glejser. bila hasil uji Glejser menunjuka bahwa
varian resiudal tidak seragam maka solusi yang bisa dilakukan adalah
transformasi seperti transformasi log / ln. namun tidak semua data bisa
dilakukan tranformasi seperti data dengan nilai negatif.
Solusi apa yang bisa dilakukan untuk data yang tidak lolos asumsi klasik?
secara logika, semakin banyak variabel nbebas x maka semakin sulit model regresi yang tersebut bebas asumsi klasik.
Dapat dilihat disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar